"Perempuan yang hamil harus dalam kondisi prima dan siap, jangan hamil karena terpaksa dan stres," ujar dr Mathew T Puspanjono, SpA dalam acara talkshow Philips Avent Memberikan Pilihan terbaik bagi Ibu dan Anak di JCC, Sabtu (2/7/2011).
dr Mathew menuturkan jika ibu hamil dalam keadaan terpaksa atau stres, maka ia akan melepaskan hormon-hormon yang sifatnya bisa merugikan. Zat yang dilepaskan ini akan masuk ke dalam sirkulasi darah bayi sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandung.
"Tapi kalau ibunya senang dengan kehamilannya, maka anak yang dilahirkan juga nantinya akan menjadi easy child, karenanya ibu yang sedang hamil tidak boleh stres," ungkap dokter yang juga menjadi staf pengajar di FK UPH.
Untuk itu dr Mathew menyarankan agar semuanya dipersiapkan sejak sebelum menikah. Persiapan bisa dimulai dengan melakukan skrining awal sebelum menikah, lalu menjaga nutrisi dan pola hidup dalam mempersiapkan kehamilan.
Setelah hamil berikan stimulasi pada janin sejak dini, misalnya dengan sering mengelus-elus perut, mengajaknya berbicara atau sekedar mengucapkan salam pada janin serta bisa juga mendengarkan si janin musik yang menenangkan.
Dalam hal ini bayi tidak harus mendengarkan musik Mozart, yang penting musik tenang dan bukan yang cadas. Karena musik tenang yang didengarkan oleh telinga bayi bisa menstimulasi otak.
"Kalau suka gamelan jawa juga tidak apa-apa, ada studi hasilnya tidak kalah dengan musik Mozart. Anak menjadi lebih siap dalam menghadapi dunia luar," ujar dokter yang berpraktek di Siloam Hospital.
dr Mathew mengungkapkan setelah bayi lahir tetap memerlukan stimulasi dari luar, misalnya memberikan mainan dengan warna cerah untuk merangsang inderanya serta mengajaknya bermain.
Untuk itu jika ingin mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya kehamilan yang terjadi bukan karena terpaksa tapi memang sudah dipersiapkan dengan baik serta dibutuhkan dukungan dari lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
0 komentar:
Posting Komentar