Gurih lembutnya daging alpukat membuat buah ini enak dibikin jus. Alpukat juga lezat untuk puding, es campur dan kue. Selain kaya nutrisi, alpukat juga bisa memperkuat daya antibiotik dalam melawan bakteri.
Menurut Huffington Post, alpukat yang berasal dari Chili ini berperan dalam melawan bakteri yang tak mempan dibunuh antibiotik. Salah satu zat yang dikandung alpukat ini Staphylococcus aureus dapat mengikis mekanisme pertahanan. Bakteri tersebut adalah penyebab utama infeksi luka pascaoperasi sekaligus pemicu berbagai penyakit, mulai dari sepsis (keracunan darah) hingga keracunan makanan.
Alpukat Chili bekerja sama dengan antibiotik dalam mengobati infeksi yang tak sembuh jika hanya dilawan dengan antibiotik. Zat dalam alpukat mampu menurunkan kadar MIC dalam antibiotik hingga 8 kali lipat. Kadar MIC adalah konsentrasi terendah yang dibutuhkan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri.
Peneliti temuan ini, Jes Gitz Holler dari University of Copenhagen, menjelaskan bahwa beberapa jenis bakteri memiliki semacam pompa di membrannya. Saat antibiotik masuk, pompa tersebut langsung mendorongnya keluar.
"Saya sudah mengidentifikasi zat alami yang mencegah tindakan tersebut, sehingga mekanisme pertahanan bakteri dipecah. Antibiotik pun dapat bekerja dengan baik," ujar Jes dalam Journal of Microbial Chemotherapy.
Di masyarakat Mapuche, Chili, daun tanaman alpukat digunakan untuk menyembuhkan luka. Namun, bukan cuma alpukat yang berkhasiat menyembuhkan infeksi. Menurut Scientific American, sebuah penelitian dalam jurnal Microbiology menunjukkan bahwa madu dari bunga manuka mampu membunuh bakteri penyebab radang.
0 komentar:
Posting Komentar