Saat berada di puncak, pilihannya adalah turun. Benarkah demikian? Lantas, bagaimana kita mempertahankan kesuksesan yang sudah susah payah didapatkan?
Boleh saja kita menikmati kesuksesan yang didapat, apalagi dengan bersenang-senang dan bersyukur atas prestasi yang diperoleh. Namun, jangan terlalu lama menikmatinya. Sebab, tantangan masih ada. Cari tantangan besar lain yang menantang untuk kembali ditaklukkan. Dengan begitu, tubuh dan pikiran kita akan kembali bereaksi untuk segera berlari dan mendaki tantangan baru yang kita tetapkan.
Jika sudah merasa memperoleh apa saja yang kita impikan, jangan terlena. Ingat, bahwa hidup ini seperti roda yang terus berputar. Sukses hari ini bukan berarti sukses esok hari. Posisikan diri kita laksana seorang pelari maraton dengan lintasan lari yang terus berputar kembali ke awal, namun dengan lawan yang berbeda-beda. Dengan begitu, kita akan terus menemui "lawan" untuk ditaklukkan.
Setelah semua didapat, munculkan rasa ingin berbagi dengan orang lain. Sebab, dengan berbagi, akan memunculkan rasa bahagia. Dan, biasanya, rasa ini tak akan habis, justru akan terus bertambah dan bertambah seiring banyak hal yang bisa kita bagikan. Karena itu, dengan terus berbagi, kita akan terpacu untuk terus melangkah dan mewujudkan bukan hanya kebahagiaan diri, tapi juga orang lain.
Saat sudah berada di puncak dan seolah "malas" untuk melakukan sesuatu, segeralah ubah sudut pandang. Misalkan kita sudah sukses sebagai pengusaha, cobalah ubah sudut pandang kita bagaimana jika kita dalam posisi "karyawan". Atau, misalnya saat kita sudah sukses menjadi pemimpin, cobalah ubah sudut pandang bagaimana rasanya "kembali" menjadi bawahan. Atau, carilah hal-hal baru yang belum pernah kita jumpai dan lakukan sebelumnya. Sensasi-sensasi yang dimunculkan dari permainan pikiran hanya dengan mengubah sudut pandang ini biasanya akan memunculkan tantangan-tantangan lain yang bisa menjadikan hidup kita lebih dinamis.
Bisa jadi kita ahli di satu bidang, tapi orang lain jauh lebih unggul dibandingkan kita pada bidang yang lain. Dengan terus mencari pembanding, kita akan terpacu untuk mampu menemukan tantangan demi tantangan. Misalnya, kita jago di marketing, kita coba cari jagoan lain di bidang distribusi. Atau, kita pandai menulis, coba kita cari ahli menggambar. Dengan mencoba "belajar" dari orang lain dan menjadikan diri kita "kembali belajar dari nol", akan membuat kita bisa menemukan hal baru untuk terus kita taklukkan.
0 komentar:
Posting Komentar