Pemeriksaan kolesterol dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang berisiko terkena penyakit atau tidak. Tapi bagi perempuan, sebaiknya perhatikan siklus menstruasinya, karena kadar kolesterol dipengaruhi oleh siklus ini.
Hasil studi yang dilaporkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menemukan kadar kolesterol turun dan naik sesuai siklus menstruasi, sehingga perlu diperhatikan untuk mendapat hasil yang akurat.
Dalam studi yang dilakukan National Institutes of Health diketahui kadar kolesterol dipengaruhi siklus ini, karenanya pengujian kolesterol harus dilakukan pada saat yang sama setiap bulannya sesuai siklusnya.
"Tingkat kolesterol tertinggi di paruh pertama siklus, kemudian setelah ovulasi kadarnya mulai turun," ujar peneliti Sunni L Mumford, PhD dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di Rockville, seperti dikutip dari WebMD,
Pada studi kali ini peneliti mengukur kadar hormon seks perempuan estrogen, kolesterol serta lemak darah yang biasa disebut trigliserida dari 259 perempuan berusia 18-44 tahun. Pengukuran diambil 2 kali selama 2 siklus menstruasi serta menggunakan tes kesuburan untuk mengetahui waktu ovulasi (masa subur).
Ketika kadar estrogen naik maka kolesterol baik (HDL) juga meningkat saat mencapai ovulasi. Namun kolesterol total, kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida akan menurun seiring meningkatnya estrogen.
Jika kolesterol total kurang dari 200 mg/dl darah maka masih dianggap normal, jika kadar kolesterol antara 200-239 mg/dl darah sudah masuk ke dalam batas tinggi , sedangkan jika lebih dari 240 mg/dl atau lebih maka tergolong tinggi.
"Studi ini menarik dan penting. Jika memang kadar kolesterol bervariasi sesuai dengan siklus menstruasi, maka waktu pengukuran harus disesuaikan agar pengobatan jadi optimal," ujar Marianne J Legato, MD, profesor kedokteran klinis di Columbia University College of Physicians.
0 komentar:
Posting Komentar